BAHASA RUPA PADA FOLKLOR BARU KLINTING: RISET KEBUTUHAN VISUAL BRANDING DAN MEDIA PROMOSI ILUSTRASI EDUWISATA KABUPATEN SEMARANG
DOI:
https://doi.org/10.55606/sinov.v2i2.89Keywords:
folklor Baru Klinting, bahasa rupa, ilustrasi, media promosi,visual branding.Abstract
Sejak Otda dicanangkan tahun 1999 banyak Pemerintah Daerah mulai menggali potensi budaya daerah masing-masing. Folklor Baru Klinting pun populer untuk digali menjadi ikon wisata di Kabupaten Semarang, tidak terkecuali taman wisata Saloka Theme Park (STP) yang berada di Lopait, Tuntang. STP dijadikan klien dalam riset kebutuhan (needs assessment) visual branding dan media promosi ilustrasi eduwisata Kabupaten Semarang. Pendekatan penelitiannya adalah deskriptif kualitatif, model analisis interaktif, diakhiri dengan analisis SWOT. Secara spesifik pada awalnya ada tiga tujuan penelitian. Tiga tujuan tersebut bisa dirangkum menjadi satu tujuan, yaitu: mendapatkan peta kebutuhan bahasa rupa dan bahasa kata dari wisatawan, yang digunakan sebagai konsep perancangan visual branding (VB) dan media promosi. Berdasarkan tiga tujuan awal penelitian tersebut, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan : (1) terkait eduwisata Kabupaten Semarang berbasis folklor Baru Klinting, pengunjung/user/wisatawan lebih membutuhkan bahasa rupa (98%) dari pada bahasa kata; (2) VB dan media promosi eduwisata/edutainment folklor Baru Klinting berbasis bahasa rupa vT didominasi oleh CW (Cara Wimba) Ukuran Pengambilan dan CW Sudut Pengambilan; (3) VB dan media promosi eduwisata folklor Baru Klinting sebaiknya berkonsep bahasa rupa tradisi: aneka tampak, dari kepala ke kaki, sinar X, cara kembar, rinci diperbesar, dll.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2019 Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.